Deni Ahmad Fajar
Tentang peristiwa di belakang panggung pertandingan sepakbola, telah ditulis Sindhunata dengan bagus lewat tiga bukunya yang berjudul Bola di Balik Bulan, Air Mata Bola, dan Bola-bola Nasib. Membaca tiga buku Sindhunata ini, jelas sudah pengarang Anak Bajang Menggiring Angin ini tidak sekedar menjadikan sepakbola sebagai tontonan.
Dan Sindhunata tidak sendiri. Paling tidak ada Ahmad "Aa Boxer" Drajat yang memposisikan sepakbola tidak sebatas tontonan. "Sepakbola itu ilmu hidup. Dari sepakbola kita bisa belajar banyak tentang ilmu hidup," tutur Aa Boxer yang biasa melek untuk menonton sekaligus mengambil tuntunan dari pertandingan-pertandingan Liga Champion.
Aa Boxer kemudian menunjuk pertandingan Liverpool lawan Chelsea di semifinal pertama Piala Champions 2008. Tidak ada yang menang dan kalah pada duel di Stadion Anfield tersebut. Namun boleh jadi Liverpool merasa paling nelangsa karena harus menerima hasil imbang 1-1 akibat John Arne Riise mencetak gol ke gawang sendiri.
"Tidak ada yang perlu disalahkan dan kami tidak perlu malu. Kita masih punya peluang untuk mencapai hasil terbaik," kata Steven Gerrard.
Gerrard bukan hanya sedang menghibur Riise. Tapi kapten Liverpool ini tahu, Riise telah bekerja keras dan bertanggung jawab atas tugasnya sepanjang pertandingan.
"Itulah tuntunannya. Itulah ilmu hidup yang diambil dari pertandingan Liverpool lawan Chelsea. Kita tidak bisa menyalahkan orang yang bekerja keras dan bertanggung jawab atas tugasnya," demikian kata Aa Boxer yang menjabat Kepala Dinas Satpol PP Jawa Barat ini ketika memberi pengarahan kepada "anak buahnya".
Kenyataannya tidak semua orang bisa mengambil ilmu hidup dari sepakbola. Aa Boxer mencontohkan, banyak pegawai pemerintah yang telat atau bahkan bolos ngantor setelah malamnya melek nonton sepakbola. Masih banyak pegawai pemerintah yang tidak menjalankan tugasnya untuk melayani masyarakat. Banyak pegawai pemerintah tidak bertanggung jawab atas profesinya.
Celakanya ada yang hobinya menuntut hak lebih banyak, padahal belum menjalankan kewajibannya secara maksimal. Ada yang tidak mengakui kekalahan padahal terbukti lawan telah memenangkan pertandingan. Ada yang pesta kemenangan berlebihan padahal hanya ditolong wasit atau dipayungi dewi beruntungan.
Padahal seharusnya seperti pada pertandingan sepakbola, semua bekerja keras sebelum wasit meniup peluit panjang. Semua bertanggung jawab pada tugas dan profesinya. Sayangnya tidak semua bisa menimba ilmu hidup dari sepakbola. Begitu kata Aa Boxer. (*)
dari : tribunjabar.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar