Rabu, 30 April 2008

Peraturan Ketenagakerjaan jadi Sorotan


Meski gemuruhnya sudah tak mereda, namun masalah ketenagakerjaan di Indonesia masih dinilai paling bruruk di dunia. Ironisnya, para pekerja berpendapat, persoalan mereka tidak pernah beres dan selalu mengeluhkan gaji yang dianggap tak seimbang. Salah satu keluhannya adalah tingkat upah minimum yang hanya sekadar bisa memenuhi makan tiga kali dalam sehari.
Namun dari sisi pengusaha, isu ketenagakerjaan justru dinilai sebagai satu masalah yang paling memberatkan. Contohnya, jumlah pesangon tergolong sangat membebani dalam kasus terjadi PHK. Perusahaan juga rentan terhadap perlawanan dari para serikat buruh.

Menurut pengusaha Anton Supit, persoalan peraturan dan pesangon di Indonesia merupakan hal paling buruk di dunia. Bahkan menurut Anton, masalah tersebut telah membuat investor menghindari Indonesia.
Benarkah demikian? Menurut hasil survei Bank Dunia, Indonesia ternyata memang tergolong paling besar masalahnya dibandingkan negara lain dalam soal pesangon. Dalm hal rigiditas atau kekakuan pasar ketenagakerjaan, Bank Dunia menempatkan Indonesia di urutan yang tergolong paling kaku.

Jika demikian halnya, maka perubahan, atau revisi ketenagakerjaan seharusnya menjadi hal urgen untuk segera ditangani. Namun sebaiknya para pemikir atau pemerintah harus arif soal ketenagakerjaan. Walau isu ketenagakerjaan merupakan salah satu persoalan, namun dalam komparasi internasional, jarang sekali isu ketenagakerjaan menjadi sorotan utama.

Setiap tahun World Economic Forum (WEF) menurunkan peringkat daya saing berbagai negara. Peringkat Indonesia dari tahun ke tahun sejak era reformasi mengalami penurunan. Namun persoalan utama yang menjadi alasan penurunan peringkat itu adalah iklim investasi, masalah birokrasi, keadaan prasarana yang buruk. Setiap kali mendirikan usaha baru, banyak tingkatan pelayanan yang harus disuap.

Walau Indonesia menghadapi masalah soal isu ketenagakerjaan, namun isu ini tidak lebih parah ketimbang masalah lain yang justru mungkin terburuk. Perlu bijak melihat, persoalan mana yang paling urgen ditangani.
dari : caninews.com

Tidak ada komentar: