Rabu, 30 April 2008

Bisakah Kita Memegang Janji Pemerintah Soal Kedelai?


Pemerintah menurunkan bea masuk impor kedelai dari 5-10 persen menjadi 0 persen. Penghapusan tersebut bertujuan mengurangi lonjakan harga kedelai dunia dan membantu industri tahu dan tempe dalam negeri.
"Bea masuk impor kita turunkan jadi 0 persen," tegas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam jumpa pers usai rapat terbatas ketahanan pangan di gedung Departemen Pertanian, Jalan RM Harsono, Ragunan Jakarta, Selasa (15/1).

SBY menjelaskan untuk memperbaiki gejolak harga kedelai pemerintah memprioritaskan empat hal. Pertama, bea masuk impor di bebaskan dari 10 persen menjadi 0%. Kedua, mendorong harga relatif baik untuk menggerakkan pertanian kedelai. Ketiga, berkomunikasi dengan importer kedelai. Keempat, minta mereka menyelamatkan harga kedelai agar tidak menjadi guncangan baru bagi perekonomian.

Dijelaskan dari kebutuhan 2 juta ton per tahun, sebesar 60 persen merupakan impor. Selama ini harga kedelai nasional, menurut SBY, memang murah sehingga bagi petani kedelai tidak terlalu prospektif.

"Kita berencana menggalakkan penanaman kedelai dalam jumlah besar dan mencari derah sub tropis dengan luas lahan tertentu, mungkin di Nusa Tenggara Timur. Pelaksanaannya nanti baik oleh petani dan non-petani untuk memperpendek jarak antara kebutuhan dalam negeri itu," kata Presiden SBY.
Akankah janji itu akan dilaksanakan? Ya, kita tunggu sajalah. Yang jelas, sudah sering terjadi, sebuah janji hanya tinggal janji.
dari : caninews.com

Tidak ada komentar: