 |  | Tidak ada yang lebih menjijikkan dari mereka yang mengambil keuntungan atas ketidaktahuan masyarakat. Mereka itu sama bahanya dengan kelompok kriminal yang membunuhi warga. Jangan anggap sepele persoalan ini. Banyak orang yang tewas di tangan orang lain yang harus kekayaan, kekuasaan dan dilanda kerakusan. |  |  |  | Itulah bagian dari politik kotor yang terjadi di banyak negara. Politik kotor yakni sebutan bagi politik, yang antara lain tidak mengutamakan aturan main yang bersih, jujur dan berintegritas. Ulasan mengenai itu sudah banyak diulas para pakar. Di antaranya adalah Kathleen Hall Jamieson, Profesor Komunikasi dan Direktur Annenberg Public Policy Center di University of Pennsylvania. Kathleen menulis buku berjudul “Dirty Politics: Deception, Distraction, and Democracy”. Apakah Indonesia mengidap politik kotor juga? Tidak ada yang menyinggung hal itu. Lorraine Aragon, Profesor Antropologi dari University of North Carolina menuliskan artikel berjudul “Profiting from Displacement” dengan topik bahasan adalah kasus kerusuhan Poso. Ia menuliskan, banyak pihak yang justru diuntungkan dari kerusuhan itu, antara lain dari pengadaan dana untuk pembangunan rumah, dan dana-dana negara untuk program rekonsiliasi di Poso. Namun hal itu telah dibantah langsung oleh Kapolri Sutanto bahwa konflik Poso bukanlah sekadar proyek bagi aparat. |  |  |  | Praktik dari politik kotor juga bisa menyangkut banyak hal, seperti sebuah tindakan yang menutup-nutupi fakta atas sebuah kejahatan, yang seharusnya mendapatkan hukuman namun kenyataannya didiamkan atau bahkan mendapatkan kebebasan. |  | Politik kotor juga banyak terjadi dalam pemilihan umum, yang korbannya adalah para pemilih. Beranikah kita mengatakan Indonesia terbebas dari politik kotor, dengan melihat banyaknya kejanggalan-kejanggal di bidang penegakan hukum, keamanan, kriminal ekonomi dan berbagai aspek? Jika Indonesia tidak mengidap politik kotor, tentu suatu hal bagus. Namun sebelum menyimpulkan hal itu, sebaiknya para pemikir negara ini melakukan penelitian soal ada tidaknya eksistensi politik kotor itu. Jika itu eksis, sangat bahaya bagi masa depan bangsa, dan tentu bagi anak cucu kita di kemudian hari. dari : caninews.com
| |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar